Ayo Para ibu...hati hati apabila mau memasak mie,karena sering kita dapati jika tidak cermat banyak mie berformalin bertebaran di sekitar kita.Untuk mengetahui coba simak info dari okefood berikut :)
JELANG perayaan hari hari besar isu penggunaan mi berformalin kembali meresahkan warga termasuk bagi Anda pecinta makanan olahan mi. Bagaimana membedakannya?
Anda harus semakin waspada dan selektif dalam membeli kemasan mi yang aman dikomsumsi. Mungkin sebagai orang awam Anda akan kesulitan membedakan mi berpengawet dengan yang aman.
Pengawet sendiri dibutuhkan untuk menjaga daya tahan makanan. Pengawet yang sering digunakan pada produk mi yang di pasaran ada 2 jenis yaitu formalin dan air ki (air abu). Dengan menggunakan air ki maka makanan khususnya mi bisa bertahan hingga 3 hari, rasanya tidak asam dan tidak lengket.
Untuk mi yang menggunakan air ki, maka mi tidak akan putus saat ditarik karena teksturnya menjadi lebih kenyal.
“Mi yang menggunakan formalin sama saja, kita tidak bisa membedakan secara kasat mata dan rasa ,“ ujar Chef Kongs, Executive Chef Warung Yu Tien yang dihubungi via telepon oleh Okezone baru-baru ini.
Berbeda dengan boraks bila digunakan tidak sesuai takaran akan menyebabkan makanan terasa getir (seperti bersoda) di lidah. Boraks biasa digunakan untuk menciptakan tekstur kenyal pada makanan.
“Mi kering yang dijual secara kiloan lebih sulit lagi dibedakan, kecuali sudah dimasak karena tekstur dan aromanya sama saja,” lanjut Chef Kongs.
Saat mi sudah diseduh dengan kuah panas, maka kuah mi yang mengandung pegawet akan memiliki warna kuning yang keruh. Sedangkan kuah akan berwarna putih keruh bila mi yang digunakan tanpa bahan pengawet.
Mi yang aman tanpa pengawet berbahaya memiliki tekstur yang mudah putus saat ditarik. Selain itu, aroma telurnya akan lebih terasa.
“Kalau mau yang aman yah mi buatan sendiri, homemade. Jelas, karena kita buat sendiri dengan hanya menggunakan tepung dan telur,”jelas Chef Kongs
JELANG perayaan hari hari besar isu penggunaan mi berformalin kembali meresahkan warga termasuk bagi Anda pecinta makanan olahan mi. Bagaimana membedakannya?
Anda harus semakin waspada dan selektif dalam membeli kemasan mi yang aman dikomsumsi. Mungkin sebagai orang awam Anda akan kesulitan membedakan mi berpengawet dengan yang aman.
Pengawet sendiri dibutuhkan untuk menjaga daya tahan makanan. Pengawet yang sering digunakan pada produk mi yang di pasaran ada 2 jenis yaitu formalin dan air ki (air abu). Dengan menggunakan air ki maka makanan khususnya mi bisa bertahan hingga 3 hari, rasanya tidak asam dan tidak lengket.
Untuk mi yang menggunakan air ki, maka mi tidak akan putus saat ditarik karena teksturnya menjadi lebih kenyal.
“Mi yang menggunakan formalin sama saja, kita tidak bisa membedakan secara kasat mata dan rasa ,“ ujar Chef Kongs, Executive Chef Warung Yu Tien yang dihubungi via telepon oleh Okezone baru-baru ini.
Berbeda dengan boraks bila digunakan tidak sesuai takaran akan menyebabkan makanan terasa getir (seperti bersoda) di lidah. Boraks biasa digunakan untuk menciptakan tekstur kenyal pada makanan.
“Mi kering yang dijual secara kiloan lebih sulit lagi dibedakan, kecuali sudah dimasak karena tekstur dan aromanya sama saja,” lanjut Chef Kongs.
Saat mi sudah diseduh dengan kuah panas, maka kuah mi yang mengandung pegawet akan memiliki warna kuning yang keruh. Sedangkan kuah akan berwarna putih keruh bila mi yang digunakan tanpa bahan pengawet.
Mi yang aman tanpa pengawet berbahaya memiliki tekstur yang mudah putus saat ditarik. Selain itu, aroma telurnya akan lebih terasa.
“Kalau mau yang aman yah mi buatan sendiri, homemade. Jelas, karena kita buat sendiri dengan hanya menggunakan tepung dan telur,”jelas Chef Kongs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar